WIZ - Makassar – Dua puluh delapan tahun sudah, Nahariya hidup menjanda. Selama itu pula ia harus berjuang menantang kerasnya hidup di Makassar. Sebenarnya ia masih mempunya dua orang anak. Salah satunya perempuan dan telah bereluarga. Dari keterangannya didapatkan informasi bahwa selama dua tahun belakangan ini ia tidak pernah lagi bertemu dengan anaknya tersebut.

“Dua tahun nak saya tidak pernah ketemu,” kata Nahariya kepada Ridwan, relawan LAZIS Wahdah.

Pernah sekali waktu ia sempat berkeinginan untuk tinggal bersama anaknya. Namun tanpa diduga anaknya tersebut mengatakan sesuatu yang tidak pantas dikatakan oleh seorang anak.

“Sejak saat itu, saya sudah tidak maumi lagi tinggal sama anakku’,” kata Nahariya dengan logak Makassarnya.

Sehari-hari ia berjualan buah. Buah yang dijualnya adalah milik orang lain. Keuntungan yang didapatkan nantinya akan dibagi hasil.

LAZIS Wahdah melalui program Bantuan Usaha Mikro, memberikan bantuan usaha kepada Nahariya sebagai bentuk dukungan dan kepeduliaan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Bantuan tersebut berasal dari sumbangsih para donatur LAZIS Wahdah.

Direktorat Program dan Pemberdayaan LAZIS Wahdah Ridwan Umar menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mendampingi setiap penerima manfaat hingga usaha yang dirintisnya bisa berjalan dengan baik.

“Tidak sampai disini saja, kita Insya Allah akan tetap mendampingi,” tuturnya.