“Usaha saya sudah berjalan kurang lebih dua tahun, dan Alhamdulillah lancar. Bisa jualan nasi kuning hingga 8kg perhari. Ditambah jualan Nasi campur, Kopi, kue dan lain-lain. Sehari bisa dapat hingga 700 ribu. Namun setelah pandemi, omset saya menurun. Sehari hanya bisa dapat 200 hingga 300 ribu” Ungkap ibu Nursia.
Ibu Nursia adalah salah seorang pedagang kuliner yang ikut terdampak akibat pandemi yang melanda negeri ini. Setiap pagi, ibu Nursia dibantu suaminya, bekerja menjajakan jualan makanannya di sebuah warung kecil depan RSUD Anuntaloko Parigi.
Langganan tetapnya tentu saja keluarga pasien yang semalam ikut menjaga keluarga yang sakit. Namun setelah adanya pandemi ini, pihak rumah sakit memberlakukan beberapa kebijakan, termasuk pembatasan keluarga pasien yang boleh menjaga pasien di rumah sakit.
Hal tersebut secara tidak langsung berdampak bagi usaha ibu Nursia. Belum lagi pelanggan anak sekolah yang biasanya melintas, kini sudah tak ada lagi. Karena kegiatan belajar mengajar di sekolah pun kini dialihkan ke sistem daring, dari rumah.
Tak putus asa, ibu Nursia ingin menambah jualannya dengan berjualan ikan dan sayur masak. Harapannya bisa dapat pembeli dari karyawan rumah sakit yang tak sempat masak. Namun lagi-lagi ibu Nursia terkendala modal untuk membeli bahan, perlengkapan masak berupa kompor, tabung gas, tempat ikan dan sayur untuk dijual.
Alhamdulillah, Program Berkah Mandiri dari LAZNAS Wahdah Inspirasi Zakat, ibu Nursia dapat mewujudkan keinginannya.[]
© 2021 kotakinfak.id