WIZ.or.id, Makassar — Sudah bulan, Syahrul Ropu, warga Perum Nirwana Permai 3 Blok 6 No. 7 menerima penghasilan yang jauh berkurang dari hari-hari sebelumnya. Ia harus menutup kedai bakso miliknya di sekolah sejak pemberlakuan PSBB dan pandemi tak kunjung berakhir.
Kini, ayah dua anak itu hanya menjalankan usahanya dekat rumahnya. Jika sebelumnya berjualan bakso dan minuman dingin di sekolah, namun kini setelah mendapatkan bantuan Modal Usaha Mikro, Program Berkah Mandiri Laznas Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ), ia beralih menjajakan usahanya yang ia beri nama Es Buah 3 Akhwat.
Nama itu ia pilih, sebab ada tiga orang wanita yang harus ia tanggung. Dua orang anaknya, dan seorang istri.
“Saya mulai buka usaha pada jam sembilan pagi sampai malam. Dibantu istri juga,” aku Syahrul. Pandemi corona cukup mengubah pendapatannya selama pandemi.
Sebelum pandemi, pembelinya memang cukup banyak. Kedai ia taruh di dalam kompleks sekolah. Ketika jam istirahat, bisa dipastikan mayoritas anak sekolah akan menjamur dikedainya.
“Hari ini memang berbeda. Memang ada beberapa siswa yang sudah masuk, tapi mereka disuruh bawa bekal sendiri. Jadi kami juga tidak bisa kembali kesana,” ujarnya.
Pemberlakuan PSBB dan penanganan Covid-19 yang urung menemukan titik terang membuat ia dan keluarganya mempersiapkan strategi “perang”. Guna mengakali pendapatannya yang semakin berkurang, ia mencoba peruntungannya dengan memulai usaha es buah ini.
Meski dengan pendapatan tak sebanyak sebelumnya, ia tetap bersyukur. “Semoga corona segera berakhir,” doanya. []
© 2021 kotakinfak.id