Wiz.or.id, Kalimantan Timur — Salah seorang mualaf di Inggris bercerita tentang pengalamannya memeluk Islam sejak puluhan tahun lalu. Ia menyadari Islam telah memberinya kekuatan hidup. Selama kecil, ia sangat bahagia saat mendengarkan suara azan di waktu Maghrib dan Subuh.
Sebut saja mualaf itu Aya Shovia. Perempuan itu tinggal di Kalimantan Timur bersama keluara kecilnya, ia terpaksa keluar dari rumah karena diusir oleh keluarganya. Sampai tahun 2020, ia masih tetap dipaksa untuk kembali ke agama lamanya, namun ia masih tetap kukuh untuk menjaga Islam.
Ia nyaman bersama komunitas Islam di Masjid tempatnya saat ini belajar. Salah satunya, daiyah Wahdah Islamiyah yang rutin memberikannya ilmu-ilmu. Di sana ia menemukan keluarga baru setelah diusir dari keluarga kandungnya saat memilih memeluk Islam pada usia remaja.
“Keluarga saya luar biasa. Orang tua selalu menjadi teman terbaik. Saya tak bisa mengubah apa pun. Namun, setelah saya memeluk Islam, saya dibuang. Ayah tidak pernah melarang, karena sepengetahuan saya sebelum ayah meninggal, beliau telah lama memang mempelajari Islam, beda dengan keluarga saya yang lainnya,” kata Aya Shovia.
Wanita yang hari ini berusia 40 tahun itu masuk Islam di tahun 1995. Ia tak menyangka keluarganya yang manis berubah 180 derajat ketika ia mengubah kepercayaannya menjadi Muslimah. Bahkan, ibunya merasa malu memiliki anak seperti dirinya. Ia sudah menyadari pilihannya memeluk agama yang menjadi “musuh dunia” saat ini.
Meski begitu, ia tak pernah menaruh dendam atas perlakuan yang diterimanya. Baginya memilih Islam sebagai jalan hidupnya sudah tepat. Dijalankan saja, dan mencoba untuk terus istikomah. []
© 2021 kotakinfak.id