WIZ.or.id, Banten — Tasim sudah puluhan tahun hidup bersama dua orang cucunya di rumahnya yang reyot. Dalam kondisi yang serba terbatas, hingga kini ia masih belum bisa ke Rumah Sakit mengobati kakinya yang sudah lama mengalami stroke ringan.⁣

Lagi-lagi permasalahan ekonomi menjadi salah satu alasannya. Dengan kondisi yang seperti itu, Tasim tak bisa berbuat banyak. Segala kebutuhan hidupnya tidak ada yang menanggung. “Kadang ada tetangga yang baik, sering ngasih makan buat cucu-cucu,” sambungnya, saat ditemui di kediamannya Kp.Gang Eceng, Kel.Banten Kec.Kasemen Kab.Serang, Banten.⁣

Mata Tasim menerawang. Tatapannya terlihat kosong. Entah apa yang dipikirkan perempuan kelahiran 70 tahun yang lalu itu. Mulutnya, tidak banyak bicara. Dia seolah larut dalam lamunannya sendiri. Dia asik duduk di rumahnya, diajak berbicara dengan relawan.⁣

Lantai rumahnya dari bambu yang sudah tua. Layaknya ukiran abstrak. Bayangkan temboknya. Jangan berimajinasi mentereng dengan cat mengkilap. Genteng rumahnya, sudah banyak yang berlubang. Sementara hanya papan yang dijadikan sebagai tembok untuk menghalangi udara tak nyaman untuk masuk ke rumah. Miris. ⁣

Relawan yang menemuinya, menitipkan beberapa paket sembako dan uang tunai. Harapannya sederhana, Yusuf ingin agar nenek Tasim bisa bahagia dimasa tuanya.⁣

“Gak mikir macam-macam. Syukuri apa yang ada. Mungkin bantuan ini tak seberapa, namun ini tanda kepedulian para dermawan untuk nenek,” kata Yusuf, relawan Laznas WIZ. []⁣