Hampir tiga bulan sudah, Rachmat Dj. Abdullah banyak menghabiskan waktu di tempat tinggalnya di jl. Gawalise, Kelurahan Balaroa, kota Palu, Sulawesi Tengah. Aktivitas hariannya biasa digunakan untuk mengajar ngaji anak- anak dan berdakwah keliling kampung. Jika tidak ada wabah, setiap hari mengajar mengaji anak-anak di masjid, disamping kesibukan lainnya merintis usaha kecil-kecilan jualan tisu
Wabah Covid-19 membuat perekonomian masyarakat di tanah air terpuruk. Sejak diberlakukannya physical distancing sampai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat aktivitas perekonomian nyaris terhenti. Terlebih dampak yang amat buruk juga dirasakan oleh para guru ngaji, ustadz dan da’i
Rachmat, satu diantara banyaknya guru ngaji di tanah air yang terkena dampak secara ekonomi. TPA tempatnya mengajar saat ini terpaksa meniadakan kegiatan belajar- mengajar sehubungan dengan diterapkannya sistem PSBB
Para guru ngaji ini sangat rindu kembali ke masjid. Bertemu dengan para santri, meski dengan gaji yang didapatkan tak cukup lebih untuk digunakan sehari-hari. Mereka bukannya tak mau meminta tolong, namun begitulah para juru dakwah. Meskipun serba kekurangan, mereka tetap menjaga martabatnya dengan tidak meminta-minta. Mereka menyadari, bahwa berkeluh kesah pada manusia meski hanya akan menyisakan putus asa dan rasa kecewa
© 2021 kotakinfak.id